Di dunia industri, hasil sulingan (distilasi) minyak atsiri dikenal sebagai
bibit minyak wangi. Seperti halnya
industri minyak atsiri di Indonesia masih dilakukan oleh pengusaha- pengusaha yang memiliki modal besar,
karena proses ekstraksi dan distilasi minyak
atsiri yang memerlukan peralatan
dengan harga yang sangat mahal, sehingga minyak atsiri belum menjadi industri rumah tangga dengan skala
produksi kecil. Untuk itu, dalam Percobaan Penyulingan Minyak Atsiri Sereh Wangi perlu dikembangkan
peralatan proses yang lebih
murah yang terjangkau oleh industri rumah tangga dan dapat menghasilkan keuntungan bagi pengusahanya, sehingga industri minyak atsiri dapat
lebih memasyarakat agar sumber daya alam khususnya
dalam bidang perkebunan dapat dimanfaatkan
secara optimal dan juga dapat menjadi lapangan pekerjaan baru yang menyerap sumber daya manusia.
Minyak esensial ini digunakan dalam makanan, obat-obatan dan kosmetik (Gill, Roca, Zaragoza,
& Berenguel, 2017).
Minyak
sereh wangi merupakan
komoditas ekspor, khususnya
Provinsi Aceh. Umumnya
diproduksi dengan 3 metode, yaitu metode Distilasi (penyulingan),
ekstraksi, dan pengempaan. Disini
saya ingin mencoba dengan Metode Distilasi (penyulingan) dikarenakan metode distilasi (penyulingan) merupakan teknologi yang murah dan sederhana untuk diterapkan
khususnya petani dari Aceh Utara dan Lhokseumawe. Adapun metode tersebut bisa
menggunakan air sebagai media pelarut, uap atau
campuran air-uap. Metode Distilasi (penyulingan) uap merupakan yang paling banyak
digunakan oleh petani
Indonesia saat ini.
A. Minyak Atsiri
Minyak atsiri merupakan salah satu
komoditas ekspor Indonesia yang
digunakan dalam industri parfum,
kosmetik, farmasi dan makanan. Minyak ini dikenal dengan nama minyak eteris, minyak esensial atau minyak
terbang karena mengandung senyawa organik golongan
terpen yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Minyak atsiri memiliki rasa getir (pungent taste) dan berbau wangi yang
sesuai dengan bau tanaman aslinya
(Yuliani & Satuhu,
2012).
Minyak atsiri memiliki
kandungan aktif yang disebut terpenoid
atau terpen. Jika
tanaman memiliki
kandungan senyawa ini berarti tanaman
tersebut berpotensi dijadikan minyak atsiri. Zat inilah yang
mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak tanaman
misalnya rempah-rempah yang dapat memberikan cita rasa di dalam industri
makanan. Di dalam tanaman, minyak
atsiri juga mengandung semacam zatyang berguna
mengusir serangga dan untuk menarik
serangga dalam proses penyerbukan (Esmaeili, Karami, & Maggi, 2018).
Minyak
atsiri banyak digunakan
dalam industri kimia seperti
permbuatan parfum, sabun, kosmetik, farmasi dan minuman dan
makanan baik di dalam maupun di luar negeri.
Perkembangannya yang relatif
lambat merupakan permasalahan umum yang dihadapi
dibeberapa negara penghasil
minyak atsiri khususnya
di Indonesia.
Sereh
wangi wangi merupakan tanaman yang memiliki banyak
manfaat, diantaranya sebagai
penghasil minyak atsiri. Tanaman ini mudah dibudidayakan dan tidak menuntut perlakuan
khusus, sehingga mudah untuk dikembangkan. Tanaman sereh wangi (Citronella), memiliki beberapa efek
biologis termasuk antioksidan, anti jamur, anti bakteri dan aktivitas pengusir serangga
(Gavahian, Lee, & Chu, 2018).
B. Sereh Wangi
Sereh Wangi merupakan salah satu jenis
rumput-rumputan yang merupakan jenis tanaman
tahunan yang membentuk rumpun
tebal dengan tinggi sampai 2 meter.
Nama ilmiahnya Cymbopogon Nardus. Sekarang jenis ini telah tersebar di
daerah-daerah tropik dan ditanam untuk
diambil minyaknya, terutama di negara-negara berkembang seperti Guatemala,
Brazil, Hindia Barat, Indo Cina,
Kongo, Republik Malagasy dan Tanzania. Dalam setahun 1 hektar tanah dapat menghasilkan rata-rata 30 ton
daun sereh yang dapat disuling untuk diambil
minyak serehnya sebanyak 45-80 kg. Tanaman ini mempunyai daun berwarna
hijau muda, potongan sempit panjang, daun tunggal dan tidak lebar. Daunnya berbentuk
pita yang semakin
meruncing ke ujung, tepi daunnya kasar dan tajam.
Secara umum, sereh dibagi menjadi 2
jenis, yaitu sereh dapur (lemongrass)
dan sereh wangi (citronella). Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak sereh
yang selama ini dikenal di Indonesia
merupakan minyak sereh wangi (citronella
oil). Komponen kimia dalam minyak
sereh wangi cukup komplek, namun komponen yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua
komponen tersebut menentukan
intensitas bau, harum, serta nilai
harga minyak sereh wangi. Kadar komponen kimia penyusun utama minyak
sereh wangi tidak tetap, dan
tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal
juga tinggi.
2.3.1 Distilasi Uap Untuk Penyulingan Sereh Wangi
Distilasi menurut (Luyben.W.L 2018)
adalah suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan
titik didih dengan panas sebagai tenaga pemisahnya. Proses distilasi
memerlukan beberapa persyaratan pokok yaitu:
- Komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan yang berada dalam keseimbangan.
- Kedua komponen dalam titik didih ini mempunyai titik didih yang berbeda.
Meskipun minyak atsiri di produksi
dengan berbagai macam metode seperti ekstraksi
menggunakan pelarut,metode ekspresi,
dan ekstraksi menggunakan fluida kritis, tapi kebanyakan
dari mereka di produksi menggunakan steam hydro distilasi. Proporsi minyak atsiri yang berbeda diekstrak oleh
distilasi ini adalah 93% dan sisanya 7% diekstraksi dengan metode lain.
Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation) metode ini disebut juga metode kukus. Pada metode pengukusan ini, bahan diletakkan diatas piringan atau plat besi berlubang seperti ayakan yang terletak beberapa sentimeter diatas permukaan air. Pada Percobaan Penyulingan Minyak Atsiri Sereh Wangi memiliki prinsip berupa metode penyulingan ini menggunakan uap bertekanan rendah. Dibanding dengan cara pertama (waterdistillation), perbandingannya hanya terletak pada pemisahan bahan dan air.Namun, penempatan keduanya masih dalam satu ketel suling. Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung dalam tangki pemisah.Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan berat jenis.
Bahan yang digunakan tidak kontak
lansung dengan air namun diberi sekat antaraair dan simplisia yang biasa disebut angsang Seperti yang terlihat
pada Gambar 2.5. Prinsipnya air
mendidih dan uap air akanmembawa partikel minyak atsiri untukdialirkan ke
kondensor kemudian ke alatpemisah
secara otomatis air dan minyak akanterpisah karena ada perbedaan berat jenisdimana
berat jenis minyak lebih kecil. Dibandingkan berat jenis air sehingga minyak berada di atas dan air dibawah. Lihat juga Percobaan Fermentasi Alkohol
Kelebihan destilasi uap-air yaitualatnya
sederhana tetapi bisa menghasilkanminyak atsiri dalam jumlah yang cukup banyaksehingga efisien dalam penggunaan,minyakyang dihasilkan tidak mudah menguap
karenapembawanya adalah air yang tidak mudahmenguap pada suhu kamar. Sedangkankelemahannya metode ini tidak cocok
untukminyak atsiri yang rusak oleh
panas uap air,serta membutuhkan waktu destilasi yang lebihpanjang untuk hasil yang lebih banyak (Nurcahyo.H 2015).
III.
DAFTAR ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum
ini adalah sebagai berikut:
- Seperangkat Alat Penyulingan Daun Pandan (Ketel Suling)
- Erlenmayer 100 ml
- Gelas Ukur 100 ml
- Corong Pemisah
- Timbangan
- Pisau
- Termometer
3.2 Bahan
·
Sereh Wangi
· Air
3.4.1 Persiapan Minyak Sereh Wangi
- Daun Sereh wangi yang akan dikeringkan di rajang (diperkecil) terlebih dahulu dengan ukuran ± 5 cm
- Penjemuran daun sereh wangi dilakukan selama beberapa hari
- Sereh wangi ditimbang sebanyak 5 kg dan siap untuk distilasi.
3.4.2 Penyulingan Minyak Pandan Wangi
- Peralatan ketel suling dibersihkan terlebih dahulu.
- Air dimasukkan kedalam ketel suling sebanyak 25 liter.
- Sereh wangi yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam ketel suling.
- Dihidupkan pompa untuk mengalirkan air pendingin, selanjutnya dihidupkan pemanas hingga mencapai suhu 100°C dan kemudian proses penyulingan dihentikan sesuai waktu yang ditetapkan.
- Ketika telah mencapai suhu 100°C Air pada bagian bawah bahan baku akan mendidih dan merubah fasa nya menjadi uap.
- Kemudian Uap tersebut akan kontak langsung dengan bahan baku sehingga akan membawa komponen komponen minyak atsiri untuk dialirkan ke kondensor.
- Di dalam kondensor uap tersebut didinginkan dan dikondensasikan agar menjadi fraksi cair.
- Setelah waktu distilasi selesai proses dihentikan.
- Air dan kandungan minyak atsiri tersebut dimasukkan kedalam corong pisah. Kemudian dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenis.
0 Response to "Percobaan Penyulingan Minyak Atsiri Sereh Wangi"
Posting Komentar